Fotografiana‎ > ‎6. Keahlian Khusus‎ > ‎

Architectural Photography

oleh : Yulia Wilda Ilfahni & Mochamad Fauzi Nugraha


Fotografi arsitektur atau fotografi bangunan merupakan hasil karya fotografi yang dapat menampilkan tidak hanya kepentingan dokumentasi namun juga estetika dalam hal arsitektural, seni, ekspresi, komunikasi, etika, imaginasi, abstraksi, realita, emosi, harmoni, drama, waktu dan kejujuran serta dimensi yang tersirat. Tidak hanya menampilkan keindahan dari segi arsitektur saja, tetapi dalam fotografi arsitektur juga memperhatikan kaidah-kaidah fotografi itu sendiri. Hal terpenting dalam fotografi arsitektur, dan cabang-cabang fotografi lainnya adalah cahaya. Karena cahaya dapat menghasilkan bayangan yang nantinya dapat membiaskan sebuah bentuk dan dimensi yang indah. Bukan hanya persoalan bayangan saja, tapi bagaimana kita dapat menggunakan kaidah-kaidah pencahayaan. Fotografi arsitektur harus menempatkan komposisi fotografi pada posisi penting. Elemen-elemen titik, garis, bentuk dan wujud dalam karya arsitektur harus mampu menjadi komposisi yang indah saat dilihat. Komposisi berhadapan dengan persepsi, dan persepsi berdiri di atas imajinasi. Demikianlah fotografi arsitektur berdiri kokoh di atas pemahaman estetika visual.

Bangunan-bangunan tua bukanlah bangunan usang. Bangunan tersebut mengandung banyak jejak sejarah, baik dari segi arsitektur, pola kerja saat bangunan itu dipakai, sampai dengan bukti kejayaan masa lalu sebuah bangunan tua. Melestarikan bangunan warisan budaya bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya dengan mengabadikannya dalam bentuk foto, dan menjadikannya sebagai suatu karya yang memiliki nilai estetika, sehingga bisa menarik perhatian orang lain untk ikut melestarikannya. Bahkan menjadi bahan promosi warisan budaya itu sendiri.

Menurut Bayu Widiantoro, Secara umum fotografi arsitektur dapat dibedakan menjadi 3#, yaitu:

Fotografi eksterior
Fotografi eksterior adalah pemotretan yang bertujuan untuk memotret tampilan luar bangunan. Eksterior menggambarkan detail tampilan luar dari bangunan itu sendiri. Menggambarkan keindahan dari seni gedung, jembatan, dan lainnya yang dibuat oleh manusia.

Fotografi Interior 
Fotografi Interior adalah merekam berbagai bentuk bagian dalam bangunan. Interior lebih memfokuskan pada detail dalam ruangan. Fotografi interior dapat menampilkan keindahan dan kemewahan dari tataan ruang. Interior fotografi arsitektur juga dapat dilakukan dengan cahaya ambient ditularkan melalui jendela dan skylight, serta perlengkapan pencahayaan interior. Fotografer arsitektur akan menggunakan pencahayaan tambahan untuk meningkatkan pencahayaan di dalam bangunan.
Terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan mengenai memotret interior yang dapat mempengaruhi hasil foto menurut Chris Humphreys yaitu :
a) Memotret secara persegi yang memperhatikan titik vertikal dan horizontal (perspektif garis)
b) Memotret dari atas ke bawah untuk memberikan kedalaman gambar
c) Pencahayaan merupakan konten utama dalam menentukan hasil yang bagus. Terdiri dari cahaya ambient dan fitur paparan
d) Kontras yang tinggi pada kecerahan sinar yang menyorot pada jendela
e) Warna yang dihasilkan dari campuran cahaya alami dan cahaya buatan
f) Bingkai pada arsitektur dapat membingkai pandangan eksternal dari dalam bangunan
g) Cari sesuatu yang tidak terduga dalam memotret interior bangunan

h) Kedalaman ruang merupakan memfokuskan pada bagian tertentu dari sebuah gambar untuk menciptakan suasana.
i) Carilah ruang ke ruang untuk kesan misterius dapat berupa pencahayaan dalam ruangan
j) Reflektif dapat membuat interior hidup
k) Memotret interior dengan lurus ke atas
l) Memotret secara alami bangunan dari cahaya alami pada waktu yang berbeda dalam sehari
                                                                                   
 Fotografi detail arsitektur
Fotografi detail arsitektur merupakan potret dari bagian-bagian tertentu yang dianggap istimewa dari sebuah bangunan atau menonjolkan hal unik yang ada di dalam sebuah bangunan. Tidak setiap bangunan memiliki keindahan saat diambil secara keseluruhan, kadangkala detail dari bangunan itu sendiri bisa dijadikan suatu karya yang mengagumkan. Fotografi detail pada arsitektur hanya memotret bagian bangunan yang menonjol saja, dengan teknik tertentu. Foto yang dihasilkannya pun memiliki unsur-unsur seni yang dapat memukau setiap yang melihatnya karena foto yang diambil unik dan hanya mengandung bentuk- bentuk yang aneh.
Yulia Wilda Ilfahni. 1100569.
                               
                                                                                
Yulia Wilda Ilfahni
1100569

        Dalam tulisan yang sama Bayu Widiantoro juga memaparkan aspek-aspek mengenai foto arsitektur. Dimana menurutnya ada 3 aspek yang terdapat dalam foto arsitektur:

KONSEP 

Sebelum menghasilkan karya, ada baiknya seorang fotografer harus menentukan dulu konsep seperti apa yang akan dihasilkannya. Foto bentuk bangunan, foto interior bangunan,atau foto detail bangunan kah yang akan menjadi hasil dari jepretannya. Karena hasil tersebut akan berpengaruh pada 2 aspek selanjutnya (pencahayaan dan komposisi di dalam frame yang terambil). Ada kalanya sebuah bangunan menarik saat diambil bentuk secara keseluruhannya, namun ada juga sebuah bangunan menarik jika diambil segmen per segmen nya saja. Untuk itu fotografer harus bisa membaca dan dapat memperhitungkannya.

Hal ini akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan melihat seorang fotografer. Sebagai contoh sebuah bangunan tua yang kurang terawat, kadangkala ketika diambil gambarnya kita justru merasa bahwa foto yang dihasilkan menjadi sesuatu yang datar, namun ketika kita mengambil hanya pada semen tertentu saja, ternyata obyek tersebut menjadi bagian yang menarik untuk dilihat.

PENCAHAYAAN

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah masalah PENCAHAYAAN yang akan diaplikasikan di dalam sebuah frame foto. Pencahayaan sangat perlu diperhitungkan, apakah menggunakan sumber cahaya alami atau bahkan cahaya buatan. Apabila pencahayaan yang akan digunakan adalah pencahayaan alami, maka hal yang perlu diperhatikan adalah waktu pengambilan gambar, karena tidak setiap saat cahaya alami dapat menghasilkan kombinasi cahaya yang bagus untuk kepentingan gambar. Untuk cahaya matahari, waktu yang dapat dimanfaatkan adalah pada :
  • Pukul 06.30 – 09.30
  • Pukul 15.00 – 17.00 (kadangkala pencahayaan pukul 18.00 masih dapat dimanfaatkan untuk obyek-obyek tertentu)
Hal ini sangat perlu diperhatikan karena bayangan yang ditimbulkan oleh matahari pada jam tersebut (untuk umumnya wilayah di Indonesia) masih cukup lembut, pada saat itu bayangan akan terlihat sangat jelas, dan dapat menampilkan sisi gelap terang pada fotografi. Sehingga perbedaan antara bagian yang terkena bayangan dan yang tidak masih relative menghasilkan tekstur yang halus. Di luar waktu tersebut, maka bayangan yang muncul akan menjadi sangat kuat dan akan menghasilkan sesuatu yang kurang baik di dalam capture foto yang diambil. Pada saat mempertimbangkan pencahayaan sebaiknya faktor bayanagan yang muncul pada bangunan juga perlu diperhatikan, apakah bayangan yang muncul disana ikut membantu menonjolkan obyek atau justru menghilangkan detail yang seharusnya muncul pada obyek.

KOMPOSISI

Hal berikutnya yang perlu diperhatikan pada saat akan mengcapture sesuatu adalah Komposisi / tatanan obyek yang akan muncul di dalam frame yang akan direkam. Posisi Vertikal dan Horizontal dari obyek yang akan kita ambil sebaiknya menjadi sesuatu yang sangat perlu kita perhatikan Kaidah perspektifis, garis vertical, horizontal dari obyek serta posisi pengambilan gambar akan sangat berpengaruh di dalam penyampaian sebuah pesan fotografi.

Dengan pengcapturean yang akan diambil ternyata akan didapatkan kesan dan pesan yang berbeda dari sebuah obyek. Kesan bangunan tinggi dan bangunan yang melebar akan menghilang ketika diambil cropping dengan penekanan yang berbeda. Selain dengan posisi yang berubah, bagian dari bangunan yang diambil juga akan menjadi sangat berbeda kesannya dari obyek yang sesungguhnya.

Oleh karena itu, pada saat akan mengambil gambar dari sebuah obyek sebaiknya lakukan dulu observasi ke seluruh bagian bangunan untuk mencari hal apa yang menjadi keutamaan sebuah obyek atau hal apa yang paling menonjol dari sebuah obyek sehingga seorang fotografer akan dapat merekam dan mengabadikan di dalam frame yang dipilih untuk mengkomunikasikan sebuah obyek fotografi.


Untuk menghasilkan gambar yang memuaskan ada baiknya mengikuti tips yang dipostingkan oleh Tips Menarik, (Desember 2009). Cara untuk menghindari ataupun mengurangi kegagalan dalam memotret arsitektur:

1. Sudut pengambilan gambar

Sudut pengambilan gambar arsitektur bangunan sangat menentukan keberhasilan sebuah foto. Oleh karena itu bereksperimenlah dari berbagai sudut, kemudian pindah ke tempat lain, sampai menemukan hasil yang memuaskan.

2.Permainan Cahaya dan Bayangan

Sambil bereksperimen dengan poin no.1, perhatikanlah pula pantulan cahaya yang jatuh dan bayangan yang menghiasi si bangunan. Sebab permainan cahaya dan bayangan dapat pula menambah daya tarik foto arsitektur Anda. Terkadang permainan cahaya dan bayangan ini sendiri sudah diperhitungkan oleh si arsitektur untuk menambah daya tarik bangunan tersebut. Contohnya: Taj Mahal di India. Bangunan bersejarah ini memang dibangun sesuai dengan pantulan cahaya matahari yang jatuh pada bangunan cantik tersebut, sehingga pada mahatari terbit gradasi yang terjadi pada bangunan tersebut merah dan sejalan dengan pergerakkan matahari, bangunan tersebut memantulkan gradasi cahaya yang berbeda-beda. Sehingga memotret bangunan ini menjadi tantangan bahkan obsesi bagi banyak fotografer.

Dalam bahasan ini penggunaan pencahayaan secara manual. Permainan cahaya adalah permainan perbandingan yang dimaksudkan dengan perbandingan cahaya dalam frame yang akan di rekam, perbandingan yang dimaksudkan adalah perbandingan antara titik terang dan titik gelap yang masuk dalam frame photo (penggunaan mode pencahayaan adalah manual dengan metering spot).

Pencahayaan dibagi menjadi 2, yaitu:

1) Photo Over: Jumlah cahaya terang lebih banyak dibandingkan cahaya yang redup

2) Photo Under: Jumlah cahaya yang redup lebih dominan dibandingkan cahaya yang terang.

Permainan bayangan, dalam permainan bayangan sumber cahaya sangatlah penting, cahaya dapat menimbulkan bayangan ruang yang gelap karena tida terkena cahaya. Faktor yang menentukan dalam pembentukan bayangan adalah arah dan kualitas cahaya mengenai objek tertentu. Pada gambar diatas merupakan cahaya yang masuk ke dalam suatu ruangan dan menimbulkan sebuah bayangan disisi yang tidak terkena cahaya.

3. Refleksi bangunan

Sesuatu yang terpantul pada air di sebut dengan refleksi. Pantulan atau refleksi pada air memiliki nilai estetika yang tinggi pada suatu foto. Umumnya objek dalam refleksi berupa panorama atau pemandangan alam seperti gunung-gunung, bukit, pohon dan sebagainya. Namun objek bangunan dalam refleksi fotografi tidak kalah indahnya dengan objek yang lain, bangunan yang terpantul pada air, memberikan nilai estetika lebih pada foto arsitektur. Jika bangunan terletak pada pinggir danau atau sungai, maka gunakanlah efek ini. Hasil refleksi bangunan yang terpantul pada air dapat memberikan nilai estetika pada foto.
Sebelumnya perlu di ketahui apa saja jenis-jenis fotografi refleksi, jenis-jenis foto refleksi yaitu :
1. Refleksi Alami
Seperti yang sudah di bahas sebelumnya pada umumnya foto refleksi banyak mengambil objek alam, seperti pemandangan gunung, pohon, bukit dan lain-lain yang tercermin pada air, seperti air kolam, laut, danau dan sebagainya.

2. Refleksi arsitektur
Dari namanya sendiri objek yang di ambil dalam refleksi adalah suatu bangunan, yang tercermin di media yang dapat memantulkan bayangan bangunan itu sendiri.

3. Refleksi Nyata
Untuk pengambilan refleksi nyata seorang fotografer harus memiliki kemampuan penglihatan yang artistik, karena refleksi nyata di kategorikan pada jenis refleksi yang sulit. Contohnya seperti pengambilan foto menara Eiffel yang terpantul atau tercermin pada genangan air hujan.

4. Refleksi abstrak Pengambilan refleksi abstrak harus bisa menuangkan warna warni dan juga garis pada subjek yang di pantulkan. Contohnya sebuah foto akan terlihat berwarna-warni bila tercermin di atas di atas genangan air dan menunjukan garis dan juga gelombang warna yang menarik dan juga tidak biasa. Dalam mengambil foto refleksi bangunan, seorang fotografer harus bisa mengembangkan apa yang di milikinya terutama dalam hal melihat foto dengan gaya pribadi, selain itu seorang fotografer harus terbiasa dalma milhat sutu refeleksi. baik refleksi alami, seperti pada air di sungai dan danau. Hal yang perlu di ingat dalam Refleksi arsitektur, dalam melihat refleksi bangunan dalam suatu genangan air agar manarik bangunan di usahakan banyangan bangunan terlihat mulai dari atas bangunannya sendiri. Sedangkan pada refleksi nyata, usahakan untuk memotret refleksi ini melihat benda-benda yang tercermin dalam suatu genangan air yaitu mengambil refleksinya dari arah tanah seperti genangan air pada saat hujan.

Hal yang menjadi poin penting bukan pada bagus atau tidaknya suatu objek bangunan yang terefleksi pada air, namun lebih ke bagaimana cara dan sudut pandang fotografer terhadap refleksi tersebut agar terlihat indah dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Selain itu permukaan pada objek arsitektur sendiri merupakan poin kedua yang tak kalah pentingnya dengan sudut pandang pengambilan bayangan atau refleksi. Kebanyakan foto refleksi atau bayangan menggunakan pantulan dari air, seperti air danau, air laut dan sebagainya. Namun perlu di ketahui bahwa sebuah foto arsitektur refleksi tidak selalu menggunakan media air, namun segala setuatu yang dapat memantulkan objek lain seperti kaca rumah, kaca sepion motor, cermin, dan lain sebagainya. Asalkan media tersebut dapat memantulkan objek lain dengan baik maka media tersebut dapat di gunakan dalam pengambilan foto refleksi. Salah satu contohnya seperti gambaran bangunan tua yang tercermin pada bangunan modern di kaca depannya. Foto refleksi menjadii sangat penting bagi fotografi arsitektur, karena fotografi refleksi atau fotografi bayangan dapat menjadikan foto arsitektur menjadi terlihat lebih memiliki nilai estetika yang tinggi. Umumnya foto refleksi tidak begitu banyak di ketahui oleh orang banyak, padahal foto refleksi mengandung elemen dan warna yang lebih dramatis, dan juga memberikan komposisi yang seimbang.

4. Pengambilan Abstrak

Arsitektur bangunan, jika diperhatikan dari beberapa sudut akan terlihat abstrak. Memang jelas ini permasalahan rancangan dari sang arsitek. Namun dapat pula menambah nilai "wah" pada foto. Biasanya keabstrakkan ini dipadu oleh garis-garis yang saling tumpang tindih. Di sini harus benar-benar diperhatikan, karena terkadang keabstrakkan sebuah bangunan arsitektur dapat pula mengganggu hasil foto yang diambil.
Pengambilan abstrak didasari dari bentuk, warna, dan garis pada detail gambar.

1. Bentuk

Bentuk pasti merujuk pada objek, berfungsi sebagai struktur sebuah gambar yang dibuat. Bentuk menciptakan suatu gambar, warna dan garis membuatnya lebih bagus. Sebuah gambar abstrak yang baik dibuat dari bentuk yang baik.

2. Warna

Warna merupakan bagian yang menarik perhatian orang, hal tersebut menstimulasi persepsi orang yang melihatnya, sebab fungsi warna untuk menahan perhatian seseorang. Saat perhatian orang buyar, warna membantu untuk mengembalikan kembali perhatian orang.

3. Garis

Garis sebagai pelengkap gambar abstrak, karena garis mengontrol pergerakan mata orang yang melihat. Garis dapat meningkatkan ketertarikan dengan mengarahkan perhatian ke bagian pusat gambar, sehingga gambar membuat pusat perhatian menjadi lebih kuat. Terlihat pada gambar diatas bangunan terdapat bentuk dan warna yang unik, serta garis yang saling tumpang tindih memiliki kesan ke abstrakan pada foto arsitektural bangunan tersebut.

5. Permainan dimensi perspektif

Permainan dimensi perspektif dapat pula menonjolkan sebuah bangunan arsitektur. Mungkin kita ingat dengan pelajaran seni gambar di sekolah, dimana kita diberi keterangan untuk menambah nilai dimensi sebuah gambar dengan bantuan garis-garis tertentu. Misalnya dengan bantuan garis horisontal dari sebuah jalanan, ataupun dibantu dengan Vanishing Point. Dimensi perspektif ini dapat membantu menonjolkan obyek arsitektur.

Perspektif adalah merupakan perubahan bentuk, ukuran, dan kedalaman suatu bidang atau objek yang relatif akibat dari perbedaan cara pandang antara kamera dan yang di foto. Perbedaan cara pandang tersebut terjadi karena ada perbedaan posisi dalam melihat objek dari sudut pandang, jarak, dan ketinggian yang berbeda. Secara lebih singkat, perspektif adalah cara pandang terhadap suatu objek atau bidang. Arti perspektif berkaitan erat dengan gambar dua dimensi. Perspektif pada fotografi memiliki kaidah dimensi ruang. Dalam konteks dimensi, perspektif dikategorikan menjadii tiga bagian, yaitu :

1) Linear perspective adalah sebuah garis yang membentuk kedalam akan menuju satu titik. Perpektif ini merupakan sistem matematis terhadap proyeksi dimensi suatu objek menjadi permukaan datar foto. Permukaan itu disebut gambar datar.

2) Perspektif satu titik terjadi ketika garis tampil menuju pada satu titik dalam pandangan mata.

3) Perspektif dua titik terjadi ketika mata dihadapkan dengan kubus datar yang garis vertikal dan horizontalnya paralel terhadap ujung gambar. Perspektif tersebut merupakan garis yang menuju ruang pada dua titik.

4) Perspektif tiga titik merupakan garis yang mengerah konvergen pada dua titik. Itu ditambah satu titik yang terletak di bawah atau diatas pandangan mata.

Perspektif ditentukan :

a) Jarak antara objek dan kamera

b) Penggunaan focal leght yang berbeda

c) Sudut pengambilan pada posisi vertikal maupun horizontal

Perubahan perspektif juga ditentukan jarak dan sudut pengambilan. Misalnya, ketika kita memotret landscape, perhitungan pergeseran jaraknya lebih dari hitungan meter. Foto landscape memerlukan pergeseran posisi jarak yang lebih jauh untuk mendapatkan sudut pengambilan yang berbeda. Dalam foto landscape, perbedaan posisi jarak semeter tiadak memberi efek yang berarti. Disini posisi fotografer ketika mengambil gambar menentukan perspektifnya.

Sementara itu, pemotretan model maupun portraiture untuk pergeseran satu meter memiliki perbedaan yang berarti . Apalagi, pada penggunaan lensa makro. Perbedaan posisi per milimeter saja memberi perbedaan sudut yang besar. Perubahan sudut pengambilan jelas menentukan perspektif. Ketika kita memotret dari bawah (low angel), eye level memberi pandangan yang berbeda jika dibandingkan dengan saat memotret dari atas (high angel). Begitu juga jika kita memotret dari samping kiri (left side) atau kanan (right side) jika dibandingkan dari arah depan (front). Perbedaan sudut pengambilan memberi kesan dan perspektif yang berbeda. Selain itu, perspektif dipengaruhi titik fokus lensa yang digunakan. Artinya, lensa wide (focal legth pendek) memberi perspektif yang berbeda dengan lensa tele (focal legth panjang). Lensa wide memberi tampilan elemen di depan lensa tampak lebih besar dari pada area di depan lensa.

Fenomena tersebut disebut distorsi. Distorsi mengubah skala sesungguhnya sekaligus mengubah perspektif. Sesuatu yang diletakkan didepan lensa wide atau superwide menjadi tampak lebih besar. Skala menentukan ukuran relatifnya. Ukuran bentuk menjadi abstrak ketika menggunakan perbedaan focal legth lensa. Skala akan menjadi terkonversi ketika ada distorsi lensa. Sesuatu yang besar bisa menjadi kecil atau sebaliknya. Semua bergantung pada seberapa dekat objek tersebut dengan lensa. Misalnya, orang menjadi kehilangan tingginya ketika berada secara linier di dekat bangunan tinggi. Dimensi perspektif adalah gambar bangunan yang lebih dominan sebuah bangunan arsitektur. Mungkin masih ingat pada saat sekolah ada mata pelajaran seni gambar, dimana pada gambar kita di berikan keterangan untuk menambah nilai dimensi sebuah gambar dengan bantuan garis-garis tertentu. Misalnya dengan bantuan garis horisontal dari sebuah jalanan, ataupun dibantu dengan Vanishing Point. Dimensi perspektif ini dapat membantu menonjolkan objek arsitektur.

6. Framing

Jika kita memotret sebuah bangunan pada cuaca yang mendukung, biasanya gambar yang hasilkan pada saat itu menjadi monoton. Oleh karena itu carilah obyek tambahan yang bisa menjadi framing untuk bangunan tersebut, misalnya: ranting, pohon, lampu, dan sebagainya.

7. Night photography

Pengambilan pada malam hari biasanya akan menonjolkan sebuah bangunan arsitektur, karena biasanya bangunan tersebut akan bermandi cahaya sementara disekelilingnya hitam. Keanggunan bangunan tersebut pun lebih menonjol. Pada saat akan mengambil foto arsitektur pada malam hari pilihlah speed lambat atau gunakanlah long exposure hal ini di sarankan agar gambar terambil dengan jelas dan jangan lupa untuk menggunakan tripod pada saat memotret, hal ini perlu di lakukan karena jika tidak foto atau gambar yang di hasilkan di takutkan akan tidak stabil karena memotret hanya dengan tangan kosong di perlukan tekhnik tersendiri jika anda belum menguasainya di sarankan untuk memakai tripod, karena hasilnya akan berbeda dengan memotret foto bangunan dengan tidak menggunakan tripod, hasil gambar yang di peroleh dengan menggunakan tripod pasti akan stabil.

Untuk dapat menghasilkan efek bangunan yang luas dan juga megah, maka di perlukan posisi yang tinggi pada saat memotret. Selain itu adapun hal penting yang perlu di kuasai seorang fotografer pada saat akan memotret foto bangunan pada saat malam hari yaitu bagaimana cara mendapatkan fokus pada suatu objek atau bangunan yang akan kita potret. Adapun cara untuk mendapatkan Fokus Bangunan pada saat memotret bangunan di malam hari agar kamera mendapatkan focus yang tajam dan tidak blur. Ada dua mode pemfokusan yang perlu di ketahui yaitu :

1) Mode Autofokus: Pada mode ini system kamera akan mendapatkan focus secara otomatis pada saat kita menekan tombol shutter setengah tekan.

2) Mode Manual Fokus: Pada mode ini system kamera tidak akan mendapatkan focus secara otomatis akan tetapi pemfokusan di lakukan sendiri dengan cara mencari dan mengatur fokus hingga sampai memperoleh objek yang tajam.

Karena adanya Mode Autofokus ini umumnya orang lebih memilihnya di bandingkan dengan mode manual. Mode autofocus sering di gunakan karena penggunaannya yang mudah tanpa harus mengatur pemfokusan terlebih dahulu, namun di samping kelebihan dari mode autofocus ini ada kekurangan yang tersimpan kadang kala mode ini tidak seterusnya berfungsi dengan baik ada kalanya mode ini gagal untuk mendapatkan fokusnya pada saat memotret di malam hari di mana pada saat ini cahaya sangatlah minim dan terlalu gelap.

Seorang fotografer harus memperhatikan setiap objek dan kondisi di lapangan karena setiap kondisi di lapangan memiliki tingkat kegelapan yang berbeda-beda, namun pastikan untuk memtotret pada saat seperti ini dengan menggunakan mode manualfokus karena dengan menggunakan mode ini kita dapat mengatur sendiri pemfokusan hingga mendapat fokus yang di inginkan, cahaya yang sangat gelap dapat mengganggu mode ini dalam mendapatkan objek fokus, cara agar mendapatkan fokus dan juga agar kita dapat melakukan composing atau membuat komposisi foto dengan baik di butuhkan bantuan cahaya pada saat akan memotret bangunan yang kita inginkan, bantuan cahaya bisa dengan menggunakan headlamp, flashlight dan berbagai alat lainnya. Cahaya dari headlamp juga biasanya sudah cukup membantu dalam membuat fokus manual dan membuat komposisi foto yang di rasa terlalu gelap.

Pertanyaan:

1. Jelaskan konsep fotografi arsitektur, menurut yang anda pahami!
2. Secara garis besar ada 2 bagian fotografi, jelaskan beserta contoh!
3. Mengapa dalam pengambilan fotografi arsitektur sebaiknya dilakukan dipagi hari atau disore hari?
4. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan gambar arsitektur, dan jelaskan!
5. Apa saja yang harus diperhatikan untuk menghindari atau mengurangi kesalahan dalam memotret arsitektur?

Referensi:

Joe, R. (2014, januari). fotografi arsitektur. Dipetik 2013, dari belajar foto bareng yuk: http://belajar-foto-yuk.blogspot.com/2012/05/fotografi-arsitektur.html

Maxx. (t.thn.). Dipetik 2014, dari simbiosis news: http://simbiosisgroup.net/5235/the-commons-debartolo-architects-us

Nurika, I. (2013, maret ). 9 Tips Fotografi Arsitektur. Dipetik 2014, dari intan nurika's zone: http://my1derfulland.wordpress.com/2013/03/13/9-tips-fotografi-arsitektur/

Sinai, A. (t.thn.). perspektif dalam fotografi. Dipetik 2014, dari helliumworks: http://helliumworks.blogspot.com/2010/05/perspektif-dalam-fotografi.html

Syaifudin, F. (2013, april). fotografi arsitektur. Dipetik 2014, dari i-director: http://i-director.blogspot.com/2013/04/fotografi-arsitektur.html

Van, A. (t.thn.). stairs architecture perspective. Dipetik 2014, dari pixabay: http://pixabay.com/p-63747/?no_redirect

Wira, B. (2012, desember). Tips & Teknik framing foto Landscape dengan foreground dan background. Dipetik 2014, dari fotografi asia: http://fotografi.asia/tips-teknik-framing-foto-pakai-foreground-background/

Niko. (2012, April 17). Travel & Photography. Diambil kembali dari Viewindonesia.com.

Humphreys, C. (t.thn.). Incredible interiors. 20 tips on shooting stunning interior scenes.

   
   
Comments