oleh : Yulia Wilda Ilfahni & Mochamad Fauzi Nugraha Fotografi arsitektur atau fotografi bangunan merupakan hasil karya fotografi yang dapat menampilkan tidak hanya kepentingan dokumentasi namun juga estetika dalam hal arsitektural, seni, ekspresi, komunikasi, etika, imaginasi, abstraksi, realita, emosi, harmoni, drama, waktu dan kejujuran serta dimensi yang tersirat. Tidak hanya menampilkan keindahan dari segi arsitektur saja, tetapi dalam fotografi arsitektur juga memperhatikan kaidah-kaidah fotografi itu sendiri. Hal terpenting dalam fotografi arsitektur, dan cabang-cabang fotografi lainnya adalah cahaya. Karena cahaya dapat menghasilkan bayangan yang nantinya dapat membiaskan sebuah bentuk dan dimensi yang indah. Bukan hanya persoalan bayangan saja, tapi bagaimana kita dapat menggunakan kaidah-kaidah pencahayaan. Fotografi arsitektur harus menempatkan komposisi fotografi pada posisi penting. Elemen-elemen titik, garis, bentuk dan wujud dalam karya arsitektur harus mampu menjadi komposisi yang indah saat dilihat. Komposisi berhadapan dengan persepsi, dan persepsi berdiri di atas imajinasi. Demikianlah fotografi arsitektur berdiri kokoh di atas pemahaman estetika visual. Bangunan-bangunan tua bukanlah bangunan usang. Bangunan tersebut mengandung banyak jejak sejarah, baik dari segi arsitektur, pola kerja saat bangunan itu dipakai, sampai dengan bukti kejayaan masa lalu sebuah bangunan tua. Melestarikan bangunan warisan budaya bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya dengan mengabadikannya dalam bentuk foto, dan menjadikannya sebagai suatu karya yang memiliki nilai estetika, sehingga bisa menarik perhatian orang lain untk ikut melestarikannya. Bahkan menjadi bahan promosi warisan budaya itu sendiri. Menurut Bayu Widiantoro, Secara umum fotografi arsitektur dapat dibedakan menjadi 3#, yaitu: Fotografi eksterior Fotografi eksterior adalah pemotretan yang bertujuan untuk memotret tampilan luar bangunan. Eksterior menggambarkan detail tampilan luar dari bangunan itu sendiri. Menggambarkan keindahan dari seni gedung, jembatan, dan lainnya yang dibuat oleh manusia. Fotografi Interior Fotografi Interior adalah merekam berbagai bentuk bagian dalam bangunan. Interior lebih memfokuskan pada detail dalam ruangan. Fotografi interior dapat menampilkan keindahan dan kemewahan dari tataan ruang. Interior fotografi arsitektur juga dapat dilakukan dengan cahaya ambient ditularkan melalui jendela dan skylight, serta perlengkapan pencahayaan interior. Fotografer arsitektur akan menggunakan pencahayaan tambahan untuk meningkatkan pencahayaan di dalam bangunan. Terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan mengenai memotret interior yang dapat mempengaruhi hasil foto menurut Chris Humphreys yaitu : a) Memotret secara persegi yang memperhatikan titik vertikal dan horizontal (perspektif garis) b) Memotret dari atas ke bawah untuk memberikan kedalaman gambar c) Pencahayaan merupakan konten utama dalam menentukan hasil yang bagus. Terdiri dari cahaya ambient dan fitur paparan d) Kontras yang tinggi pada kecerahan sinar yang menyorot pada jendela e) Warna yang dihasilkan dari campuran cahaya alami dan cahaya buatan f) Bingkai pada arsitektur dapat membingkai pandangan eksternal dari dalam bangunan g) Cari sesuatu yang tidak terduga dalam memotret interior bangunan h) Kedalaman ruang merupakan memfokuskan pada bagian tertentu dari sebuah gambar untuk menciptakan suasana. i) Carilah ruang ke ruang untuk kesan misterius dapat berupa pencahayaan dalam ruangan j) Reflektif dapat membuat interior hidup k) Memotret interior dengan lurus ke atas l) Memotret secara alami bangunan dari cahaya alami pada waktu yang berbeda dalam sehari Fotografi detail arsitektur Fotografi detail arsitektur merupakan potret dari bagian-bagian tertentu yang dianggap istimewa dari sebuah bangunan atau menonjolkan hal unik yang ada di dalam sebuah bangunan. Tidak setiap bangunan memiliki keindahan saat diambil secara keseluruhan, kadangkala detail dari bangunan itu sendiri bisa dijadikan suatu karya yang mengagumkan. Fotografi detail pada arsitektur hanya memotret bagian bangunan yang menonjol saja, dengan teknik tertentu. Foto yang dihasilkannya pun memiliki unsur-unsur seni yang dapat memukau setiap yang melihatnya karena foto yang diambil unik dan hanya mengandung bentuk- bentuk yang aneh. Yulia Wilda Ilfahni 1100569 Dalam tulisan yang sama Bayu Widiantoro juga memaparkan aspek-aspek mengenai foto arsitektur. Dimana menurutnya ada 3 aspek yang terdapat dalam foto arsitektur: KONSEPSebelum menghasilkan karya, ada baiknya seorang fotografer harus menentukan dulu konsep seperti apa yang akan dihasilkannya. Foto bentuk bangunan, foto interior bangunan,atau foto detail bangunan kah yang akan menjadi hasil dari jepretannya. Karena hasil tersebut akan berpengaruh pada 2 aspek selanjutnya (pencahayaan dan komposisi di dalam frame yang terambil). Ada kalanya sebuah bangunan menarik saat diambil bentuk secara keseluruhannya, namun ada juga sebuah bangunan menarik jika diambil segmen per segmen nya saja. Untuk itu fotografer harus bisa membaca dan dapat memperhitungkannya. Hal ini akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan melihat seorang fotografer. Sebagai contoh sebuah bangunan tua yang kurang terawat, kadangkala ketika diambil gambarnya kita justru merasa bahwa foto yang dihasilkan menjadi sesuatu yang datar, namun ketika kita mengambil hanya pada semen tertentu saja, ternyata obyek tersebut menjadi bagian yang menarik untuk dilihat. PENCAHAYAANSelanjutnya yang perlu diperhatikan adalah masalah PENCAHAYAAN yang akan diaplikasikan di dalam sebuah frame foto. Pencahayaan sangat perlu diperhitungkan, apakah menggunakan sumber cahaya alami atau bahkan cahaya buatan. Apabila pencahayaan yang akan digunakan adalah pencahayaan alami, maka hal yang perlu diperhatikan adalah waktu pengambilan gambar, karena tidak setiap saat cahaya alami dapat menghasilkan kombinasi cahaya yang bagus untuk kepentingan gambar. Untuk cahaya matahari, waktu yang dapat dimanfaatkan adalah pada :
KOMPOSISIHal berikutnya yang perlu diperhatikan pada saat akan mengcapture sesuatu adalah Komposisi / tatanan obyek yang akan muncul di dalam frame yang akan direkam. Posisi Vertikal dan Horizontal dari obyek yang akan kita ambil sebaiknya menjadi sesuatu yang sangat perlu kita perhatikan Kaidah perspektifis, garis vertical, horizontal dari obyek serta posisi pengambilan gambar akan sangat berpengaruh di dalam penyampaian sebuah pesan fotografi.Dengan pengcapturean yang akan diambil ternyata akan didapatkan kesan dan pesan yang berbeda dari sebuah obyek. Kesan bangunan tinggi dan bangunan yang melebar akan menghilang ketika diambil cropping dengan penekanan yang berbeda. Selain dengan posisi yang berubah, bagian dari bangunan yang diambil juga akan menjadi sangat berbeda kesannya dari obyek yang sesungguhnya. Oleh karena itu, pada saat akan mengambil gambar dari sebuah obyek sebaiknya lakukan dulu observasi ke seluruh bagian bangunan untuk mencari hal apa yang menjadi keutamaan sebuah obyek atau hal apa yang paling menonjol dari sebuah obyek sehingga seorang fotografer akan dapat merekam dan mengabadikan di dalam frame yang dipilih untuk mengkomunikasikan sebuah obyek fotografi. Untuk menghasilkan gambar yang memuaskan ada baiknya mengikuti tips yang dipostingkan oleh Tips Menarik, (Desember 2009). Cara untuk menghindari ataupun mengurangi kegagalan dalam memotret arsitektur: 1. Sudut pengambilan gambarSudut pengambilan gambar arsitektur bangunan sangat menentukan keberhasilan sebuah foto. Oleh karena itu bereksperimenlah dari berbagai sudut, kemudian pindah ke tempat lain, sampai menemukan hasil yang memuaskan.2.Permainan Cahaya dan BayanganSambil bereksperimen dengan poin no.1, perhatikanlah pula pantulan cahaya yang jatuh dan bayangan yang menghiasi si bangunan. Sebab permainan cahaya dan bayangan dapat pula menambah daya tarik foto arsitektur Anda. Terkadang permainan cahaya dan bayangan ini sendiri sudah diperhitungkan oleh si arsitektur untuk menambah daya tarik bangunan tersebut. Contohnya: Taj Mahal di India. Bangunan bersejarah ini memang dibangun sesuai dengan pantulan cahaya matahari yang jatuh pada bangunan cantik tersebut, sehingga pada mahatari terbit gradasi yang terjadi pada bangunan tersebut merah dan sejalan dengan pergerakkan matahari, bangunan tersebut memantulkan gradasi cahaya yang berbeda-beda. Sehingga memotret bangunan ini menjadi tantangan bahkan obsesi bagi banyak fotografer. Dalam bahasan ini penggunaan pencahayaan secara manual.
Permainan cahaya adalah permainan perbandingan yang dimaksudkan dengan
perbandingan cahaya dalam frame yang akan di rekam, perbandingan yang
dimaksudkan adalah perbandingan antara titik terang dan titik gelap yang masuk
dalam frame photo (penggunaan mode pencahayaan adalah manual dengan metering
spot). Pencahayaan dibagi menjadi 2, yaitu: 1) Photo Over: Jumlah cahaya terang lebih banyak dibandingkan cahaya yang redup 2) Photo Under: Jumlah cahaya yang redup lebih dominan dibandingkan cahaya yang terang. Permainan bayangan, dalam permainan bayangan sumber cahaya sangatlah penting, cahaya dapat menimbulkan bayangan ruang yang gelap karena tida terkena cahaya. Faktor yang menentukan dalam pembentukan bayangan adalah arah dan kualitas cahaya mengenai objek tertentu. Pada gambar diatas merupakan cahaya yang masuk ke dalam suatu ruangan dan menimbulkan sebuah bayangan disisi yang tidak terkena cahaya. Sesuatu yang terpantul pada air di sebut dengan refleksi.
Pantulan atau refleksi pada air memiliki nilai estetika yang tinggi pada suatu
foto. Umumnya objek dalam refleksi berupa panorama atau pemandangan alam
seperti gunung-gunung, bukit, pohon dan sebagainya. Namun objek bangunan dalam
refleksi fotografi tidak kalah indahnya dengan objek yang lain, bangunan yang
terpantul pada air, memberikan nilai estetika lebih pada foto arsitektur. Jika bangunan terletak pada pinggir danau atau sungai, maka gunakanlah efek ini. Hasil refleksi bangunan yang terpantul pada air dapat memberikan nilai estetika pada foto. |
Fotografiana > 6. Keahlian Khusus >