BAGIAN 1: The Fine Art Photography Fotografi merupakan kegiatan menggambar atau menulis menggunakan cahaya. Karena hasilnya yang berupa benda visual, dapat dikatakan pula bahwa fotografi merupakan salah satu alat komunikasi efektif yang digunakan oleh seorang fotografer kepada para penerima pesan. Sedangkan seni adalah kegiatan manusia dalam merefleksikan kenyataan ke dalam sebuah karya yang bentuk dan isinya memiliki daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu didalam rohani si penerima. Selain itu, seni juga dapat dikatakan sebagai salah satu cara dalam mengkomunikasikan sebuah pesan dari seniman kepada para penerima pesan dengan memerhatikan aspek keindahan.Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa fotografi seni merupakan kegiatan transfer pesan secara visual yang berdasarkan pengalaman sang fotografer yang merangkap sebagai komunikator kepada penyampaian pesan secara visual dari pengalaman yang dimiliki fotografer kepada komunikan dengan tujuan untuk mempengaruhi jalan pikirannya. Menonjolkan aspek keindahannya merupakan ciri khas dari cara penyampaian pesan melalui fotografi seni ini jika dibandingkan dengan cara atau media penyampaian pesan lainnya. Untuk mencapai tujuan dari komunikasi melalui fotografi seni ini, perlu adanya pemenuhan beberapa persyaratan yang lebih dikenal dengan sebutan AIDA: Attention, Interest, Desire, and Action atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Perhatian, Ketertarikan, Keinginan, dan Tindakan. Syarat pertama adalah harus menarik perhatian (attention) orang yang melihat. Tanpa proses ini, sebuah pesan dari karya foto juga karya seni lainnya akan sulit tersampaikan. Kedua, sebuah karya foto harus mampu menimbulkan ketertarikan (interest) terhadap pesan yang akan disampaikan. Setelah orang tertarik pada karya foto yang dibuat, maka dari sana proses tetap berlangsung dengan timbulnya keinginan (desire) untuk mengetahui lebih jauh pesan yang disampaikan. Setelah timbulnya keinginan, maka akan timbul pula sebuah tindakan (action) yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh seorang fotografer. Jika kesemua syarat ini terpenuhi, maka foto yang dihasilkan oleh seorang fotografer tersebut dapat dikatakan berhasil sebagai media komunikasi. Tindakan yang muncul dari seorang komunikan tersebut bisa beraneka macam tergantung pesan yang disampaikan. Tindakan-tindakan tersebut meliputi tindakan yang abstrak seperti munculnya.Banyak buku dengan referensi berbeda menjelaskan mengenai fotografi seni ini. Diantaranya dise- but Art photography yang menekankan kepada sebuah bidikan di dalam fotografi diakui sebagai sebuah seni. Yang akan memberikan sebuah persepsi dan emosi hati dari seorang fotografer dan dapat membagikan karya tersebut ke khalayak ramai. Fine art photography sebagai sebuah gambar yang diproduksi demi penjualan suatu produk (komersial). Sebuah produksi gambar yang akan mengedepankan kepada pemenuhan kebutuhan visual fotografer demi mendapatkan hal yang enak dilihat oleh mata.Defenisi selanjutnya berarti segala sesuatu yang sukar dipahami, tetapi ketika seorang fotografer mengambil gambar dan menjiwai daripada gambar yang akan diambilnya tersebut. Layaknya untuk penerbitan majalah seperti untuk fotografi pupular, dicetak, maupun sebagai pameran, bahkan perasaan tertentu (sedih, senang, marah, terharu, dan lain-lain) dan tindakan yang nyata seperti membeli produk yang ditawarkan oleh fotografer), memberikan bantuan kepada korban bencana alam, dan lain sebagainyaterkadang ada yang karya yang dapat dijual. Kemudian, fotografi artistic sebagai sesuatu yang samar-samar dengan memproduksi sebuah gambar dengan pengertian tertentu serta menjelaskan mengenai bagaimana pengaruh pada diri seseorang tersebut. Fotografi seni banyak yang dikatakan sebagai foto dekor, dekor dinding, yang memberikan efek visual secara jelas, seperti yang marak di era 2014 ini yaitu wallsticker, sebuah stiker yang dicetak dengan mesin tertentu yang menghasilkan gambar dengan hasil bagus tanpa harus membeli wallpaper khusus dinding yang pastinya dengan harga yang tidak murah dengan hitungan permeter serta tergantung tema yang diminta. Diberbagai kamus didefenisikan bahwasanya sebuah fotografi seni adalah foto yang akan menyajikan konten imajinatif, estetika, atau intelektual. Fotografi seni ini melibatkan berbagai disiplin ilmu, diantaranya lukisan, gambar, patung, tari, teater, dan seni grafis. Dan pada konsep seni rupa tradisional akan melibatkan aspek formal tertentu yang harus dihormati, tetapi tetap mengacu kepada mengungkapkan emosi dari seeorang fotografer dan mengilhami keindahan, menarik bagi indra dan mencerahkan semangat. Ini adalah tantangan terbesar didalam membuat sebuah fotografi seni. Dampak sebuah gambar sangatlah besar di era ini. Dengan gambar, dapat terlihatlah bagaimana sebuah peristiwa terjadi. Karena sebuah gambar dapat mewakilkan beribu kata. Fotografi diperluas sebagai hasil dari sejarah yang kaya di mana fotografi berkembang bahkan begitu erat dengan perkembangan teknologi, seni, dan di bidang sosial. Foto seni bertujuan untuk mengedepankan kepada kepuasan serta kreatifitas dari fotografer di dalam mengambil gambar itu sendiri. Fotografer seni tidak akan memikirkan kepada kepuasan konsumen yang diberikan dalam bentuk uang. Oleh sebab itu, fotografer seni lebih kepada hanya sebagai hobi saja, sesuai dengan blog Shutterbug. Pengutamaan objek sebagai bidang dua dimensi adalah hal yang penting diperhatikan dalam mengambil foto seni. Seperti ketika membidik foto seni mengenai manusia, maka hal yang fokus diperhatikan ialah lekuk anatomi tubuhnya, garis. BAGIAN 2: History The Art of Photography Pada akhir abad ke-10 Masehi, Ibnu al-Haitham bersama dengan Kamaluddin al-Farisi berhasil menemukan prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera dan menerapkannya dalam sebuah kamera kotak yang bernama Obscura. Kemudian kamera Obscura ini pun mulai diperkenalkan secara luas di Barat oleh Cardano Geronimo pada abad ke-16 Masehi dengan mengganti lubang bidik pada kamera dengan lensa. Tahun 1665, disusunlah kamera berukuran kecil yang fungsinya hampir sama seperti kamera Obscura. Pada masa ini, perkembangan fotografi hanya berpusat pada pengembangan sistem kamera itu sendiri. Sedangkan hasil dari kamera, yang berupa gambar foto, fungsinya sebagai perekam suatu benda atau peristiwa tanpa dianggap sebagai suatu karya seni visual layaknya lukisan ataupun arca pada masa itu. Artis-artis visual berpendapat bahwa gambar foto yang dihasilkan oleh kamera bukan dengan kemahiran tangan fotografer, melainkan karena kecanggihan dari kamera itu sendiri. Oleh karena itulah mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa gambar foto merupakan suatu karya seni. Namun, pada akhir tahun 1860an, muncul istilah aliran pictorialism yang diperkenalkan oleh Henry Peach Robinson, penulis asal Inggris, dalam bukunya yang berjudul Pictorial Effect in Photography (1869). Dan Alfred Stieglitz adalah tokoh yang berjasa dalam memperjuangkan aliran ini demi diakuinya fotografi sebagai karya seni pada abad ke-20. Aliran pictorialism merupakan aliran dalam fotografi yang menekankan keindahan dari subjek, nada, dan komposisi daripada dokumentasi suatu realitas. Teknik fotografi yang digunakan dalam aliran ini diantaranya sengaja mengkaburkan fokus, menggunakan filter untuk kesan tertentu, membuat cetakan nada warna sepia dan memanipulasi foto di dalam ruang gelap agar foto yang dihasilkan menyerupai karya .Terdapat pro dan kontra atas munculnya aliran pictorialism ini. Sebagai pihak yang kontra, Adams Ansel beserta beberapa fotografer lainnya, yaitu Mogen Cunningham, John Paul Edwards, Preston Holder, Consuelo Kanaga, Alma Lavenson, Sonya Noskowiak, Henry Swift, Willard Van Dyke, Brett Weston, and Edward Weston, mendirikan sebuah perkumpulan yang diberi nama Group f/64 yang resmi diumumkan pada tanggal 15 November 1932 di depan museum peringatan M. H. de Young, San Fransisco. Nama perkumpulan ini diambil dari ukuran aperture yang dapat memberikan fokus pada gambar foto yang paling tajam, sesuai dengan unsur terpenting dalam pekerjaan anggota kelompok ini yaitu membuat gambar foto dengan kualitas ketajaman gambar yang terbaik. Perkumpulan ini mengatakan bahwa aliran pictorialism tidaklah menunjukkan identitas fotografi yang sesungguhnya. Maka dari itu, mereka terus memperjuangkan aliran straight photog- raphy yang mencoba untuk menggambarkan sebuah adegan secara lebih realistis dan objektif sesuai dengan yang ditampilkan oleh medium dan menolak adanya penggunaan manipulasi. BAGIAN 3: Figure in The Art of Photography 1. Ansel Adam Ansel Adam adalah seorang fine art photographer Amerika terbesar di abad ke-20. Adam tidak hanya dikenal sebagai seorang fotografer seni tetapi juga berkan konstribusinya di dunia pendidikan fotografi dengan menemukan metode Zone System bersama rekannya Fred Archer pada tahun 1940-an. 2. Edward wetson William Smith lahir di Wichita, Kansas pada bulan Desember 1918. Smith lulus dari Wichita North High School di tahun 1936. Dia memulai karirnya dengan mengambil gambar untuk dua surat kabar lokal, The Wichita Elang (sirkulasi pagi) dan Beacon tersebut (sirkulasi malam). Smith akhirnya pindah ke New York City dan mulai bekerja untuk Newsweek. Ia menjadi terkenal di sana untuk kesempurnaan terus-menerus dan kepribadian berduri. Smith dipecat dari Newsweek karena menolak untuk menggunakan kamera format sedang, dan bergabung dengan Majalah Life pada tahun 1939 menggunakan kamera 35mm. 3. Berenice abbot Terlahir dengan nama Bernice Abbott, seniman yang dikenal dengan tokoh fotografi ini kemudian mengganti sedikit namanya menjadi Berenice Abbott atas rekomendasi temannya ketika ia sedang mendalami ilmu seni ukir di Berlin dan Paris. Wanita yang lahir di Springdield, Ohio pada 17 Juli 1898 ini sempat kuliah di Ohio State University, namun karena suatu hal akhirnya ia memutuskan keluar pada 1918. Berenice dikenal akan karya fotografinya tentang pemandangan kota dan peru- bahan-perubahan yang terjadi di New York City. Di Paris, sekitar tahun 1923 hingga 1925, Berneice memulai karirnya dengan seorang asistennya. Pada 1929 Berenice kembali ke Amerika Serikat, lebih tepatnya New York City untuk mengambil foto tentang kota tersebut. seperti bangunan-bangunan, jalan-jalan besar dan sebagainya. 4. Henri cartier Henri Cartier-Bresson adalah fotografer kelahiran Chanteloup-en-Brie Perancis 22 Agustus 1908 silam. Dia sering disebut sebagai pionir foto jurnalistik modern dan termasuk fotografer terbaik sepanjang masa. Hendri sangat piawai mengambil foto dengan cara candid fotografi. Sebuah teknik dimana pengambilan gambar tidak melalui benda-benda yang nyata atau hanya sekadar “tidak sadar”. Henri meninggal pada 3 agustus 2004 lalu. Saat ini semua karyanya bisa dilihat di situs Magnum Photo, sebuah lembaga reportase yang didirikan Henri bersama seorang jurnalis kelahiran Hungaria, Robert Capa. Salah satu karyanya adalah ketika dia mengambil sebuah foto balita india yang mengalami kelaparan sampai tulang rusuknya pun terlihat. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang terdapat didalam fine art photography. BAGIAN 4: What The Camera Sees Kamera merupakan sebuah perangkat yang memberikan kemudahan di dalam mengambil suatu objek. Kita dapat mengingat sebuah kejadian atau peristiwa hanya karena melihat sebuah gambar yang ada. Andreas Feininger menyatakan bahwa (1955) kamera hanyalah sebuah alat untuk menghasilkan “karya seni”. Nilai yang terkandung dari karya seni itu tergantung kepada orang yang mengoperasikan kamera tersebut. Fotografi seni dapat berupa gambar jurnalistik, yang mem- berikan sebuah dokumentasi visual sespesifik mungkin dari setiap kejadian-kejadian pentingnya. Secara harfiah akan memberikan sebuah gambar mengenai objek tertentu dengan sedetil mungkin tanpa menghilangkan salah satu makna dari gambar tersebut. Apa yang dibidik dengan kamera dapat juga berupa berupa komersial, yang bertujuan untuk memperkenalkan dan menjualkan sebuah produk dan jasa. The Making of Fine Photograph Foto seni merupakan foto yang dibuat dengan berbagai tahapan, untuk itu dalam pembuatan foto seni merupakan suatu hal yang tidak mudah. Mulai dari tahap perencanaan, pembuatan, pengambilan gambar dengan teknis yang sudah ditentukan. Konsep utama dalam menciptakan fotografi seni ialah mengenai idealisme seorang fotografer. Dengan konsep idealisme yang ada disesuaikan lagi dengan hal-hal serta suasana yang ada. Mulai dari lingkungan sekitar pembuatan gambar, sara- na yang dapat dimanfaatkan, kesulitan yang mungkin akan muncul ketika pengambilan gambar serta dukungan peralatan teknis yang digunakan. Shape on display Shape berbentuk layaknya 2 dimensi. dapat berbentuk seperti siluet. Shape terbentuk dengan bantuan cahaya dan berasal dari perbedaan keadaan 2 cahaya. Shape dapat berbentuk geometris (misalnya: persegi, lingkaran, segi enam, dll) atau organik (seperti bentuk dari genangan air, gumpalan, daun, boomerang, dll). Bentuk merupakan penjabaran geometris dari bagian semesta bidang yang ditempati oleh obyek, yaitu ditentukan oleh batas-batas terluarnya namun tidak tergantung pada lokasi (koordinat) dan orientasi (rotasi)-nya terhadap bidang semesta yang ditempati. Bentuk obyek juga tidak tergantung pada sifat-sifat spesifik seperti: warna, isi, dan bahan. Bentuk sederhana dapat diterangkan oleh teori benda geometri dasar (dua dimensi) misalnya titik, garis, kurva, bidang (misal, persegi atau lingkaran). Pattern of Display Terbentuk dari dasar lalu diulang-ulang menghasilkan pola. Pola adalah bentuk atau model (atau lebih abstrak, suatu set peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana sesuatu itu dikatakan memamerkan pola. ![]() Sumber: http://masgareng.files.wordpress.com/2013/09/fbdsc_0348.jpg?w=500&h=333 Texture on Display Kedalaman suatu foto dapat dibuktikan melalui tekstur, bentuk permukaan, dan gradasi warna yang ada pada gambar. Teksture sendiri berarti kasar atau halusnya permukaan suatu objek. Contohnya kayu, memilki tekstur kasar. plastik, memiliki tekstur yang lebih halus dari pada teksture kayu. Dan ternyata teksture itu sendiri memiliki nilai keindahan. Tekstur adalah sesuatu yang dapat kita lihat, rasa (dengan jari) pada sesuatu permukaan. Contohnya seperti permukaan kain, batu, tumbuh-tumbuhan dan berbagai lagi. Terdapat dua jenis tekstur yaitu ‘Optikal’ yang dilihat dan ‘Taktikal’ tekstur yang boleh kita rasa dan sentuh. tekstur lebih baik jika diambil menggunakan setting makro pada kamera SLR. Form on display Form adalah bentuk, tampilan visual, konstitusi atau konfigurasi dari suatu obyek. Form berarti rupa yang berbentuk 3 dimensi. memperlihatkan bangun ruang dari benda tersebut, seolah-olah menyerupai asli. Ciri-ciri dari form yaitu, adanya sifat panjang, lebar, tinggi serta menimbulkan bayangan dari ketiga sifat sebelumnya. Contoh objek form seperti kursi, meja dinding dan benda tiga dimensi lainnya. ![]() q=tbn:ANd9GcRhwx7pyo_di0cukXzMMimOW43JG7OneKdqqlmg-q5nG2ja7nCC The visual elements in combination Komposisi terdiri dari elemen-elemen yang memengaruhi element of art. Komposisi terdiri dari simetrik atau adanya keseimbangan di dalam gambar tersebut, asimetrik berupa ketidakseimbangan antara bidang gambar, rule of third berupa pengambilan gambar yang terfokus kepada sudut kiri atas, dan perspectif berupa gambar yang seolah-olah semakin menghilang semakin ke ujungnya. Kita dapat membuat sudut yang berbeda dengan pendekatan personal pribadi dan mengabaikan tata dasar fotografi. bisa pula menggabungkan 4 tata dasar ini dalam sebuah komposisi fotografi yang lebih kompleks. Karena ketika kita terpaku pada 4 tata dasar, kita akan menemukan bahwa tidak semudah teori untuk menemukan angle yang sesuai dengan tata dasar komposisi fotografi. Karenanya di sini kita tetap dituntut kreatif dengan memanfaatkan kondisi dan pemandangan yang ada dengan pendekatan pribadi. Salah satu komposisi dasar yang paling utama adalah rule of third. yang nantinya akan menjadikan foto menjadi lebih kompleks dan terkesan lebih hidup. element of art lain yang juga cukup banyak digabungkan dengan komposisi lain adalah frame. Konsep menciptakan kesan terbingkai pada foto landscape akan memberi kesan berbeda pada foto. Lalu komposisi lain yang akrab adalah garis (line). Anda bisa menggabungkan garis horizontal, garis vertical dan garis diagonal dengan beragam bentuk geometris dan komposisi lainnya. When color dominates Ketika warna didominasi oleh sekelompok warna, baik itu hitam putih maupun yang bersifat colourfull. berikut akan dijelaskan secara rinci. pengertian white balance dalam fotografi berarti pengaturan intensitas warna didalam sebuah foto. khususnya warna netral agar terlihat seperti aslinya. metode ini bisa juga disebut colour balance, neutral balance, atau gray balance.White balance berarti kemampuan kamera didalam menterjemahkan warna putih yang berasal dari cahaya. sekalipun fokus kepada warna putih, namun warna lain juga akan memberikan pengaruh. sumber cahaya mempengaruhi kemampuan kamera untuk menghasilkan warna putih. karena setiap cahaya memiliki suhu yang berbeda. sumber cahaya yang berasal dari warna neon akan menghasilkan warna kebiru-biruan. sedangkan sumber cahaya yang berasal dari bohlam akan menghasilkan warna kekuning-kuningan. Auto atau AWB (auto white balance) yang secara automatis memberikan efek cahaya warna putih. kemudian, daylight ketika di outdoor yang memberikan warna dengan matahari terang dan langit yang biru. Cloudy memberikan efek awan yang sangat pekat, tetapi hasil foto agak pucat. berbeda dengan shade yang dihasilkan ketika mengambil objek yang berada dibawah benda lain, seperti bayangan yang akan muncul. fluorescent terletak di indoor dipenuhi oleh cahaya lampu TL (neon) sehingga menghasilkan warna yang kebiru-biruan, Trungsten berasal dari indoor yang dipenuhi lampu bohlam sehingga menghasilkan foto yang kekuning-kuningan atau kemerah-merahan.Kemudian, flash diberikan ketika kekurangan cahaya, sehingga memberikan efek kilat. Yang tera-khir, custom WB, berarti mereferensikan foto pada kamera digital. Caranya dengan menggunakan white/grey card dan dengan membuat setting custom white balance. Element of Art Dalam fotografi tidak dapat dilepaskan dengan “seni”, hasil dari pemotretannya itu pun dapat ber-nilai seni. Seni dalam fotografi pun bisa berupa kemampuan individu dalam mengambil cahaya yang mengenai objek foto. Selain itu, dalam fotografi terdapat element of art yaitu suatu elemen seni yang berada dalam fotografi. Element of art ini di antaranya adalah Rule of third, shape, tekstur, perspektif, garis, framing, dan reflection. 1. Rule of Third Dalam dunia fotografi , rule of third atau aturan sepertiga adalah cara bagaimana kita menaruh atau meletakan benda pada sepertiga bagian gambar. Teknik ini juga termasuk dalam mengkom-posisikan objek ke dalam satu bingkai, dengan posisi yang tepat mengikuti acuan aturan sepertiga itu. Aturan ini tidak selamanya selalu enak untuk dipandang karena kesalahan bisa saja terjadi pa-da setiap fotografer. 2. Shape Bentuk sebuah penggunaaan benda dua dimensi yang pada akhirnya akan menghasilkan tepi dari tiap bidangnya. menetapkan suatu ruang sehingga menghasilkan berbagai bentuk. Bentuk bisa ge-ometris (misalnya: persegi, lingkaran, segi enam, dll) atau organik (seperti bentuk dari genangan air, gumpalan, daun, boomerang, dll). Bentuk didefinisikan oleh unsur-unsur seni lainnya: ruang, line, tekstur, nilai, warna, bentuk. 3. Tekstur Tekstur adalah kualitas permukaan, atau apa yang mungkin dirasakan oleh sentuhan. Tekstur juga dapat digunakan, misalnya, dalam menggambarkan kain, pakaian dan benda lainnya. Tekstur ini juga merupakan percampuran dari berbagai warna. 4. Perspektif Perspektif merupakan perbedaan cara pandang dari berbagai unsur seperti bentuk, ukuran, dan sebagainya. perbedaan itu bisa terjadi karena adanya perbedaan terhadap pengambilan gambar oleh seorang fotografer. 5. Framing Framing atau pembingkaian adalah penggunaan objek lain yang dapat dijadikan bingkai pada ob-jek utamanya. Bingkai yang dilakukan dalam pembingkaian diperoleh dari objek yang berupa tiga dimensi atau pun dua dimensi, dengan syarat objek yang menjadi bingkai seakan-akan menjadi bingkai dari objek utama. 6. Garis Setiap benda pasti memiliki unsur garis. Garis adalah unsur dasar suatu gambar dalam objek pem-otretan. Fotografer sering menggunakan unsur garis pada karya-karyanya. Karena garis dapat menarik perhatian ata menjadi point of interest pada gambar. Garis juga dapat menimbulkan kesan kedalaman objek yang terkena cahaya. Tidak harus lurus atau hanya lengkungan seder-hana, garis pada photography ini dapat berupa campuran antara garis lurus dan garis lengkung. 7. Reflection Pencerminan oleh benda yang dapat memantulkan objek utama pada benda tersebut (contoh: air, kaca, cermin, dan lainnya). Air yang menggenang pada dasar tanah dapat merefleksikan ob-jek lainnya yang dekat dengannya dan benda yang dapat ditangkapnya. BAGIAN 5: Principles of Design Balance Beberapa desain fotografi mencapai prinsip balance dengan menggunakan keseimbangan yang nyata, seperti sebuah gambar yang simetris atau terbagi dua secara kembar. Akan tetapi sebenarn-ya keseimbangan tidak hanya mengandalkan kesesuaian dalam ukuran atau bentuk objek saja. Melainkan mengandalkan berat relatif dari tiap unsur-unsur gambar yang terlihat. Maksud dari un-sur-unsur gambar disini meliputi ukuran, warna, lokasi atau peristiwa yang menarik. Dan semua itu hampir sulit dijelaskan dengan kata-kata. Tidak masalah bagaimana prinsip balance ini didapatkan, yang penting menimbulkan sensasi kestabilan dan kenyamanan bagi yang melihatnya. Proportion Proporsi suatu objek sangatlah penting. Terutama jika objek ingin dibuat layaknya bokeh, yaitu objek yang backgroundnya terlihat blur dan sangat fokus pada objek. Proporsi gambar yang baik, akan enak ketika dilihat, begitu pula sebaliknya. Rhythm Irama berasal dari kata rhein (Yunani), yang berarti “mengalir,” tetapi menyiratkan aliran dengan pola yang dikenali. Kebanyakan gambar yang ada tidak berubah dengan waktu tetapi mereka mendapatkan aliran dan irama selama periode waktu, karena perhatian penonton bergerak dari titik ke titik. Ritme diulang setiap kali pada komponen bergambar yang diulang berkala atau ham-pir teratur. Irama visual juga dapat membantu untuk memberikan kesan efisiensi dalam gambar. Perspective Perspective adalah ketika sebuah garis dibagi menjadi dua bagian, kemudian rasio antara mereka disebut dengan proporsi. Rasio tersebut juga dapat dicapai apabila sebanding dengan gambar yang akan memberikan kualitas subjektif ukuran, jumlah dan warna. The Many-Element Design Mengorganisir foto kira-kira sebanyak skema desain belum tentu mungkin menjamin kesuksesan lebih dari sebuah kesatuan program jaminan makanan gourmet. Tetapi kebanyakan foto yang disajikan memiliki lebih dari satu jenis struktur, meskipun fotografer memiliki kemampuan dalam menganalisis hubungan antara bahan visualnya. Dalam mengambil foto di sebelah kanan, Wolf von de Bussche tahu persis apa yang dia inginkan dari setiap hubungan dan desain dengan hati-hati, kemudian disetel dengan mengendalikan eksposur dan percetakan. |
Fotografiana > 6. Keahlian Khusus >