Fotografiana‎ > ‎6. Keahlian Khusus‎ > ‎

still life photography

oleh : Abdul Karim Suhadha dan Dicky Aprisandy Fatah
Still Life Photography
        Still life ternyata banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya yang terdapat dalam brosur, iklan, dan sebagainya. hal ini disebabkan karena objek dari Still life berupa benda-benda mati yang di “dandani” sedemikian rupa agar terlihat menarik dan hidup. Still Life Photography1 diambil dari Bahasa Inggris yang terdiri dari “still” dan “life”. Still yang artinya masih, tetap, diam (untuk benda mati) sedangka n life artinya hidup. Sehingga Still Life Photography berarti karya fotografi yang menjadikan benda mati sebagai objek agar lebih terlihat hidup atau berbicara kepada audience untuk menyampaikan pesan.
        
        Still life pun berfungsi sebagai alat untuk mengekspresikan emosional dari si pembuat gambar/foto. Still life mempunyai tiga unsur penting yang harus diperhatikan, agar gambar yang dihasilkan menjadi lebih hidup, yaitu: pencahayaan, komposisi, dan properti. Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi, tanpa pencahayaan yang optimal suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Oleh karena itu seorang fotografer harus mempunyai pengetahuan yang luas mengenai teknik pencahayaan. Cara mempelajari penguasaan pencahayaan adalah dengan melatih mata untuk lebih peka terhadap cahaya yang muncul. Komposisi fotografi2 adalah masalah menempatkan berbagai benda yang terpotret dalam bingkai fotonya. Bagus tidaknya komposisi sebuah foto sangat tergantung kebutuhan pada foto itu sendiri. Komposisi bisa dibuat dengan mengatur benda yang akan dipotret, atau mengatur angle (sudut pengambilan) dan pilihan lensa untuk objek pemotretan yang tak bisa diatur. Properti berkaitan dengan benda-benda yang ditambahkan atau dikaitkan untuk menimbulkan kesan yang ingin ditampilkan dalam foto yang akan dibuat.

        Still Life mengobjekkan benda mati, maka dari itu fotografer harus bisa membuat si objek terlihat hidup dengan berbagai cara agar pesan yang disampaikan melalui benda tersebut bisa tersampaikan ke audience dan fotografer harus bisa membuat audience tidak salah dalam mempersepsikan pesan dari gambar tersebut.Still Life ada didalam fotografi karena tidak semua konsep dan emosi dapat di visualisasikan dengan seorang model. Misalnya dengan objek jeruk, pasti akan banyak persepsi dari para audience untuk menerjemahkan pesan yang dimaksud. Jika itu terjadi misalnya si fotografer memberi tetesan air di jeruk tersebut yang menandakan bahwa pesan yang disampaikan adalah jeruk tersebut masih sangat segar. Tapi ada satu hal yang harus diingat oleh fotografer Still life, yaitu fotografer harus mampu memanfaatkan suasana yang ada supaya dapat mewakili ekspresi atau perasaan yang ingin disampaikan ke dalam foto tersebut.

        Sering kita temui benda diam atau benda mati yang tak berarti apapun bagi kita, tapi sesungguhnya perlu Anda ketahui, benda mati merupakan sebuah elemen terpenting pada fotografi still life. Still life, harus kita pelajari bagaimana cara mengenali karakter benda yang akan kita gunakan sebagai properti dalam foto. Setiap benda mati mempunya karakter yang pastinya unik dan berbeda. Oleh karena itu cara penanganannya juga tentu beda, agar dapat menampilkan karakter dan tekstur dari benda tersebut. Tiap benda mempunyai kapasitas untuk bisa mewakili konsep, baik ingin menampilkan sesuatu yang bersifat lembut, keras, dan lain sebagainya. Fotografi still life mutlak memerlukan tiga unsur (pencahayaan, komposisi, properti) yang sudah dijelaskan sebelumnya. Jika fotografer ingin menampilkan sisi kontradiksi sifat suatu objek, fotografer dituntut untuk pandai memilih dan mengatur pencahayaan, properti, dan komposisi. Karena untuk menciptakan sifat kontradiktif bukan merupakan keterbatasan benda, Fotografer harus pandai-pandai mengeksplorasi, apakah benda tersebut mempunyai sisi lain dari yang selama ini ada. Sebagai contoh adalah sebuah batu, asumsi dan sifat batu adalah keras, tak mudah hancur dan tegar. Tapi jika hendak membuat konsep lembut dengan properti batu, fotografer dapat menggunakan properti bunga untuk menghiasi batu tersebut. Dilengkapi dengan efek cahaya lebut dari Softbox3 selanjutnya hanya mengedepankan kreativitas dan fotografer. 
        
        Fotografi still life dapat dilakukan tanpa harus menggunakan kamera yang berformat digital dengan harga mahal, dengan menggunakan kamera jenis apapun bisa kita lakukan untuk memotret still life. Bahkan kamera poket/tustel4 dan kamera lensa ultra wide bisa kita gunakan tanpa harus menggunakan kamera DSLR/LSR dengan lensa makro yang mahal. Semuanya tergantung dari pribadi fotografer dan konsep yang hendak diciptakan. Untuk pencahayaan atau lighting, tidak ada batasan minimal dan maksimal untuk membuat gambar still life. Minimal satu (cahaya matahari atau lampu flash) dan maksimal sebanyak-banyaknya. Mengenai bayangan, tidak semua bayangan harus dihilangkan. Semuanya sesuai dengan konsep yang akan kita buat. Jika kita ingin menampilkan konsep keras atau kasar, dan untuk membuat hal itu terjadi tekstur dan bayangan sangat di butuhkan. Dalam Era digital, peran lampu portable flash dapat di gantikan dengan lampu tungsten atau halogen selama kita menggunakan tripod dan mengatur supaya white balance tidak terlalu kuning, maka kita dapat membuat foto still life yang bagus.
Hal yang paling penting kita perhatikan dan kuasai adalah teknik pencahayaan walaupun dengan menggunakan alat seadanya. Berikut ini tips untuk mengambil gambar still life:
1. Menguasai teknik pencahayaan
2. Menguasai teori komposisi fotografis
3. Pintar-pintar dalam mengenali objek. Terkadang walaupun “simple” namun indah, artinya jangan ada saling tindih antar frame.
            Fotografi still life adalah manisfestasi jargon fotografi dari to-make-pictures. Karena seorang fotografer harus bisa membuat foto. Dan ini sangat bertentangan dengan jargon to-make-picture yang populer selama ini. Fotografi still life membuat seorang fotografer berusaha bagaimana menciptakan, membuat foto dan membuatnya tampak lebih hidup. Jangan pernah takut dan ragu untuk mencoba membuat gambar still life.

1 "Still life photography - Wikipedia, the free encyclopedia." 2007. 26 Mar. 2014 <http://en.wikipedia.org/wiki/Still_life_photography>
2 Bhakti Utama. "Komposisi Fotografi Oleh Arbain Rambey - Rumor Kamera." 2013. 26 Mar. 2014 <http://rumorkamera.com/catatan-kami/komposisi-fotografi-oleh-arbain-rambey/>
"Soft box - Wikipedia, the free encyclopedia." 2005. 26 Mar. 2014 <http://en.wikipedia.org/wiki/Soft_box>
http://id.wikipedia.org/wiki/Kamera_saku_digital

Oleh: Sari Tarigan
A. Foto Makanan (Food Photography)
            Saat ini bukan lagi menjadi sorotan yang aneh, ketika hidangan yang dipesan atau dibeli di sebuah restoran, diabadikan terlebih dahulu sebelum disantap. Bagi sebagian orang, foto makanan yang sudah disajikan mempunyai nilai estetika dan makna tersediri. Ada yang digunakan sebagai sarana untuk promosi lalu diposting ke media sosial untuk mendapatkan pengakuan atau mungkin karena terlalu menyukai makanan tersebut. Banyak juga foto-foto yang betemakan hidangan yang di posting ke social media seperti instagram yang secara tidak langsung memberikan penafsiran tersendiri bagi foto tersebut. bisa saja ada yang tertarik,ada yang tidak suka bahkan ada yang langsung ingin mencicip hidangan tersebut.Dari sebuah foto, setiap orang pasti memiliki penafsiran yang berbeda. Seorang fotografer makanan yang professional dapat menghasilkan foto yang tidak hanya enak dilihat, tetapi juga foto yang membangkitkan selera, serta menyeragamkan persepsi.
Yang perlu diperhatikan saat memotret makanan yaitu:
1. Apa jenis makanan yang akan kita foto?
    Makanan yang akan kita poto tergantung pada tema apa yang akan kita pilih. Misalnya kita akan membuat tema kebudayaan daerah Indonesia,maka makanan yang kita pilih yaitu makanan khas dari beberapa suku di Indonesia yang tentunya menarik perhatian pembacanya.
2. bagian sisi mana yang akan kita tonjolkan?
    Misalkan kita diminta untuk memotret es krim enak, sudah tentu kita harus menonjolkan kesegaran dari es krim tersebut dengan memotret dari bagian samping atau atasnya.
3. Bagaimana cara penyajian dari makanan tersebut?
    Melalui foto yang kita ambil, kita harus membuat orang akan tertarik untuk mencobanya. Maka dari itu, kita harus memperhatikan penyajian dari makanan itu.
4. Mencoba bereksperimen
    Mulai mengiris atau membedah sedikit makanan tersebut. Fotografer : David Griffen, davidgriffen.co.uk 3. Pintar-pintar dalam mengenali objek. Terkadang walaupun “simple” namun indah, artinya jangan ada saling tindih antar frame.

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dari sisi teknik foto atau kamera dalam pengambilan foto still life:
a) Komposisi dan angle
                Memilih aksesoris yang membuat makanan tersebut tampak lebih menarik, misalnya sendok yang berwarna-warni.
b) Lighting
                Cahaya yang secara tidak langsung datang ke makanan melalui celah jendela misalnya, akan menambah keindahan dari makanan tersebut. Kita hanya perlu mengatur             posisi makanan agar cahaya yang menghampirinya menjadi indah.
c) Background
                Cari background atau latar yang bagus dan menarik dan yang pasti kontras dengan foto makanan tersebut.
d) White Balance
                Mengatur white balance yang sesuai dengan foto makanan yang kita potret. Kalau foto makanan kita lebih berwarna terang, sebaiknya menggunakan tone warm.
e) Tripod
                Tripod juga diperlukan dalam mengambil gambar makanan yang akan kita potret, tetapi harus menyesuaikan situasi tempat dan kondisi. Misal kita ingin memotret                 makanan jalanan yang pengunjungnya ramai dan berdesakan, maka kita sebaiknya tidak perlu menggunakan tripod agar tidak mengganggu kenyamanan orang lain.
f) Detail
                Memperhatikan detail makanan tersebut, satu komponen pun dari makanan tersebut sebaiknya jangan terlewatkan agar tidak mengurangi keindahan maupun bagian dari         makanan tersebut.
g) Motret Macro
                Motret macro adalah mengambil foto dengan jarak yang sangat dekat untuk mendapatkan detail yang sangat tinggi pada sebuah objek berukuran kecil dan tekstur dari foto      makanan tersebut.
h) Be creative
                Membuat makanan tersebut lebih menarik dengan kreativitas sang pemotret, misalnya membubuhkan minyak zaitun ke makanan agar makanan tersebut tampak lebih             berkilau.

Cara membuat foto makanan yang menarik :
1. Perhatikan teknik pencahayaan
    Memotret makanan biasanya dilakukan dalam ruangan atau studio. Karenanya lampu flash amat diperlukan, pastikan arah lampu flash bukan dari depan objek namun dari samping atau belakang. Teknik fotografi ini mudah dilakukan terlebih lagi bila latarbelakangnya putih karena warna putih mampu menetralisir cahaya. Dan lebih bagus lagi bila Anda menggunakan cahaya matahari. Teknik sederhananya adalah dengan menggunakan cermin kecil untuk memfokuskan cahaya pada bagian-bagian tertentu dari piring untuk membantu mengurangi bayangan yang keras atau untuk menarik perhatian pada area yang diinginkan.
    2. Teknik pengambilan angle
        Gambar terbaik akan dihasilkan baik dengan mengambil gambar serendah mungkin. Maksudnya ambil sudut terendah dari objek namun bukan dari bawah objek.

    3. Memotret sesegera mungkin
        Makanan yang baru saja selesai dimasak akan terlihat begitu segar, jadi segera ambil gambar saat komposisi warna makanan masih terlihat fresh di mata kamera. Gunakan minyak untuk membantu menciptakan efek mengkilat pada makanan dengan cara mengoleskannya.

    4. Gunakan warna netral untuk latar belakang objek
        Warna putih juga bisa mengimbangi komposisi warna jika objek foto adalah makanan dengan bahan-bahan yang colourful. Efek mewah juga akan terpancar jika kamu menggunakan piring putih saat penyajiannya.

    5. Fokuskan pada detail objek
        Misalnya kamu akan memotret sepiring steak, pastikan bekas tanda panggangan yang berselang-seling pada daging terlihat jelas dan berada pada posisi yang sempurna di atas piring. Atau jika kamu akan memotret sushi, maka pastikan setiap potongan ditempatkan secara menarik. Usahakan tidak terlalu membuat isi piring terlalu penuh yang justru akan mengurangi keindahannya.

    6. Crop in tightly
        Usahakan untuk mengedit hasil foto dengan komposisi objek benar-benar mendominasi frame. Step terakhir ini akan lebih mudah dilakukan jika saat memotret kamu sudah mengambil objek foto dengan fokus yang baik. Dengan demikian akan lebih mudah terlihat hal-hal detail pada objek foto.

    Oleh : Sari Tarigan

    B. Foto Iklan (Advertising Photography)

            Iklan selalu menjadi hiasan berbagai media cetak dan elektronik. Iklan yang setiap harinya kita lihat baik di televisi, internet, maupun iklan yang dipasang dipinggir jalan tidak terlepas dari adanya peran fotografi didalamnya. Sebagai hiasan, iklan hadir membawa manfaat misalnya untuk memberitahukan berita, mengucapkan rasa sukacita dan belasungkawa, mempromosikan suatu produk, bahkan iklan saat ini digunakan sebagai sarana untuk berpolitik. Foto-foto yang dibuat sesuai dengan teknik-teknik fotografi yang benar dan aturan yang baik akan menghasilkan gambar yang baik pula, serta dapat memunculkan keinginan untuk membeli bagi orang yang melihatnya, bilaman iklan tersebut bertujuan untuk mempromosikan suatu produk.

            Media iklan yang baik akan memuat foto-foto yang representatif, yaitu foto-foto yang menggunakan teknik-teknik pengambilan gambar yang benar serta konsep yang sudah dirancang dengan matang sesuai dengan karakter produk tersebut. Daya tarik sebuah foto iklan yang bersifat komersial maupun non komersial harus mampu memikat public yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dari produk atau jasa yang disajikan, karena pada sebuah foto iklan terdapat konsep desain yang bertujuan persuasif atau mengajak masyarakat untuk mengikuti pembuat iklan tersebut. Fotografi iklan memiliki fungsi untuk menyampaikan ide atau ilusi.Fotografi iklan mempunyai cakupan yang sangat luas. Objek apapun dapat dijadikan karya foto yang memiliki nilai jual yang tinggi, sehingga tiap fotografer yang menggeluti bidang ini perlu memiliki bekal atau dasar pengetahuan fotografi yang luas terhadap hal yang berkaitan dengan aktivitasnya, diantaranya sebagai berikut:
    - Perangkat pemotretan
    - Aksesoris pendukung 
    - Perangkat lighting
    - Manajemen dan wawasan untuk mendukung kreatifitas dan kelancaran kerja

                Fotografi iklan harus memiliki konsep dan desain yang matang karena foto merupakan bagian terpenting dalam sebuah pemotretan. Konsep tersebut harus mengandung 5w + 1 H (what,who,when,why,where + how). Fotografi iklan dapat bersifat:
    1. Hard selling: Menjual produk secara langsung
    2. Soft selling: Menjual produk tetapi kita tidak dapat melihatnya secara langsung, biasanya yang dijual adalah sebuah pencitraan di dunia fotografi komersial, mulai dari still life, table top, background table, product shot dan pack shot semuanya mempunyai satu kesamaan. Fotografi iklan ditujukan untuk memvisualisasikan komoditas (bisa berupa produk secara nyata maupun tidak) guna memenuhi tuntutan klien dalam mengiklankan bentuk usahanya

                Peran seorang fotografer dalam hal pembuatan foto iklan adalah membuat foto iklan tersebut dengan aspek teknis dan estetika yang dimiliki sehingga foto tersebut menjadi foto yang memiliki nilai jual dan membuat khalayak tertarik dan berminat. Terdapat beberapa hukum yang mencangkup foto komersial dalam kebutuhan periklanan, yaitu semakin besar ukuran sensor (ukuran film pada fotografi analog), maka foto yang dihasilkan akan semakin baik pula. Sifat dari foto produk mempunyai jam kerja yang lama dan cukup "slow", dalam pengertian ini foto harus dilayout dan di-style oleh fotografer dan stylist sampai menjadi foto"matang".
    Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan foto ini adalah:
    - Jenis kamera
    - Ukuran lensa
    - Luas studio
    - Lighting system
    - Pemahaman teknis fotografi dan lighting
    - Fidelity(detail-detail yang tercipta dari hight light dan shadows)

                Seorang fotografer biasanya mendapat sebuah arahan dari seorang pengarah kreatif (Creative Director) atau pengarah seni (Art Director) dan Stylist. Fotografer bertugas memberikan sebuah respon kepada Art Director atau Creative Director agar dapat diketahui sejauh manakah konsep tersebut dipahami guna meminimalisir sesuatu yang tidak diinginkan.
    Menurut kegunaannya, foto iklan di bagi dalam beberapa jenis:
    1. Editorial Fotografi; adalah foto yang dibuat untuk mengilustrasikan suatu cerita atau ide dalam kontek sebuah penerbitan atau majalah.
    2. Coorporate Fotografi; biasanya foto yang dibuat digunakan sebagai alat publik relation dari korporasi-korporasi besar, biasanya berbentuk company profile.
    3. Stock Fotografi; adalah pembuatan stok foto untuk dijual ke agensi-agensi stok foto.

                Foto dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi pembaca atau khalayak, dan daya tarik dari foto tersebut harus dapat diciptakan untuk menghasilkan sebuah foto iklan yang baik. Bukan hanya skill yang diperlukan, namun objek yang diambil juga harus mendukung. Tidak hanya mata dan tangan yang bekerja, namun hati dan perasaan juga harus bekerja pada saat pengambilan gambar. Foto yang diambil dengan perasaan pasti akan mengandung kesan yang lebih dalam dan hal ini sangat berpengaruh pada hasil gambar yang didapatkan.




    Comments