Monochrome/Hitam-Putih

oleh : Ratih Fatimah

        Pada tahun 1826 atau 1827 penemu joseph nicephore niepce menghasilkan foto permanen pertama. foto itu diproduksi dengan piring timah yang sudah dipoles. Bahan peka yang digunakannya adalah lapisan tipis aspal, tar miyak alami yang ditaburkan ke dalam minyak putih, dan diterapkan ke pada permukaan piring dan diperolehkan untuk mengaturnya sebelum digunakan. aspal disinih akan cukup mengeras dalam proporsi eksporus terhadap cahaya yang tidak dikeraskan bagiannya bisa kita lepas dengan pelarut. untuk meninggalkan citra positif dengan cahaya daerah yang diawali dengan aspal mengeras dan daerah gelap dengan timah telanjang.
        Untuk melihat gambar dengan jelas, piring tadi harus menyala dan dilihat sedemikian rupa sehingga bare mental muncul gelap dan aspal relatif ringan. Niepce juga sebelumnya bereksperimen menggunakan kertas dilapisi dengan perak klorida. berbeda dengan penelitian sebelumnya menggunakan garam perak, ia berhasil memotret gambar yang berbentuk dari kamera kecil tetapi ia mampu mencegah lapisan gelap dari seluruh saat terkena cahaya, ia juga menjadi kecewa dengan senyawa peraknya dan ia mencoba mengalihkan perhatiannya ke asap dan lainnya yang sensitif terhadap cahaya zat organik.
        Niepce meninggal pada tahun 1833, ia meninggalkan catatan kepada Daguerre mengenai bagaimana cara untuk mencetak hasil foto atau membuat foto tahan lama. Daguerre mencoba mengambil gambar dengan kamera langsung ke yang gambarnya jatuh pada piring perak muncul yang telah di asapi dengan uap yodium, yang kemudian bereaksi menjadi perak yang membentuk lapisan perak iodida. Percobaan itu masih sementara. Kemudian Daguerre membuat penemuan penting terhadap bahwa gambar laten tidak terlihat samar pada saat diproduksi piring dengan eksposure yang lebih pendek dapat “dikembangkan” untuk visibilitas yang dilakukan penuh oleh asap merkuri. Peristiwa ini menyebabkan waktu bukaan ke beberapa menit dalam kondisi yang optimal. Suhu panas yang kuat dari garam dipakai untuk menstabilkan atau memperbaiki gambar dengan mnghapus iodida perak yang tersisa. 
        Pada tahun 1839, Talbot menyempurnakan proses pencetakan foto sendiri dan ia memperoleh kunci perbaikannya. Pada tahun 1840 merupakan awal silver Talbot Klorida yaitu “sensitif kertas” percobaan yang membutuhkan eksposur kamera 1 jam bahkan lebih. Talbot menemukan proses calotype yang sama seperti Deugrre merupakan prinso pengembangan kimia yang terurau dari gambar samar atau tidak terlihat “laten” hasilnya di dapat dari ekposure yang diperpendek waktunya, hanya beberapa menit. Kertas yang dilapisi perak iodida yang terkena kamera dan berkembang menjadi citra negatif tembus. Calotype negatif dapat digunakan untuk mebuat sejumlah besar vetakan positif dengan mencetak simplecontact. Tetapi hasil masih tidak memiliki kejelasan yang baik karena wajah manusia masih sangat lembut.
        John Herschel merupakan seorang fixer yang efektif karena dapat menemukan hyposulfit soda dengan kata lain bisa disebut hipo matrium tiosulfat akan melarutkan garam perak. Ia juga berhasil membuat gelas pertama negatif, tetapi prosesnya susah untuk dilakukan pada tahun 1839. Slovenia Janz Puhar menciptakan proses untuk membuat foto-foto pada kaca di tahun 1841. Sepupu Nicephore Niepce mengeluarkan penemuan sebuah proses untuk membuat piring kaca dengan emulasi albumen, saudara Langenhein Philadelphia dan JohnWhipple dari Boston juga menemukan negatif-in kaca dalam proses pertengahan 1840-an.
        Pada tahun 1851 Frederick Scott Archer menemukan proses collodion sama dengan Lewis Carroll yang menggunakan proses ini juga. Kemudian Herbert Bowyes Berkeley bereksperimen dengan versi sendiri dari emulasi dengan memperkenalkan ide menambahkan ditionit  untuk pengembangan thepyrogallol. Berkeley menemukan kimia pengembang, yang ditionet tidak diperlukan dalm proses pengembang. Pada tahun 1881 Herbert Bowyes Berkeley membuat rumus Berkeley yang menggunakan pirogalol, sulfit dan asam nitrat. Amonia ditambahkan sesaat sebelum digunakan untuk membuat susu formula alkali. Kemudian rumusnya dijual ke Perusahaan Platinitype di London sebagai sulfo Pyrogallil Pengembang.
        Pada abad ke-19 eksperimen dengan proses fotografi serinag menjadi properti. Selanjutnya pada abad ke-21 penemuan teknologi digital membuat perkembangan fotografi semakin meningkat. Dahulu, untuk mengambil gambar kecil harus menggunakan kamera berukuran besar dengan waktu yang lama. Namun sekarang, dengan ditemukannya teknologi digital untuk menggambil gambar besar dapat menggunakan kamera berukuran saku baju.



Comments